Jumat, 29 April 2011

LANGIT TERBELAH


  

Kalaupun kuusik sebuah cinta, 
sanggupkah menyatukan langit dengan jiwa manusia, 
padahal keduanya  sama, ada tapi tak ada... 
(kehampaan dan keresahan dalam satu galaksi penantian yang pasti.)
Sesederhana itukah pertemuan malam dengan pagi 
ataukah langit harus terbelah,
agar bulan muncul di tengah hari? (hs)

Minggu, 24 April 2011

Cara Unik Minum Kopi

oleh Harry Suryo pada 03 Juni 2010 jam 10:16

Biasanya minum kopi dengan menyeduh bubuk kopi dengan air panas. Ini pengalaman yang saya dapat dari teman duduk saya ketika naik travel jurusan Bandung-Semarang.
Saat berhenti di sebuah warung makan untuk istirahat, seorang lelaki paroh baya itu mengeluarkan kantung plastik dari dalam tasnya. Karena warnanya hitam, saya menduga isinya tembakau. Eh ternyata sekantong bubuk kopi dan sekantong gula pasir.

Saya pikir dia akan menyeduhnya menjadi segelas kopi. Saya salah lagi. Dengan tenang dia menyendok bubuk kopi lalu memasukkannya ke mulut, kemudian menyendok gula yang juga langsung ke mulut. Ia mengunyah sebentar, lalu minum air putih biasa dari botol. Aetelah acara "minum" kopi itu selesai, ia merokok dengan nikmatnya.

Bukan main, benar-benar cara minum yang praktis, seperti mengunyah pernen rasa kopi. Bedanya, yang ini benar-benar rasa asli. Soal rasa, ya, coba saja sendiri, kalau mau.

Bayangan saya sih, sedikit seret dan pahit getir hehehe.

Cerita Pelangi

oleh Harry Suryo pada 06 Juni 2010 jam 9:45


Dahulu kala, warna-warna yang ada di Bumi bertengkar. Semua mengklaim dirinya yang paling bagus dan paling berguna. Si Hijau mengatakan, "Akulah yang terpenting. Aku simbol kehidupan dan pengharapan. Aku dipilih oleh padi, rerumputan dan pepohonan. tanpa diriku, semua makhluk akan mati."

Si Biru menimpali, "JAngan hanya berpikir tentang Bumi. Lihatlah birunya langit dan lautan luas. Air sumber kehidupan, langit memberi ruang dan kedamaian."

Si Kuning menyela, "Ah, kalian terlalu serius. Aku membawa kegembiraan dan kehangatan di dunia. Matahari berwarna kuning, juga Bulan. Tanpa kehadiranku tak ad kegembiraan."

Si Jingga tak mau kalah, "Aku simbol kesehatan dan kekuatan. Buktinya, sku dipercaya melayani kebutuhan manusia, membawa vitamin-vitamin penting bagi kehidupan. Coba lihat aku pada wortel, labu, jeruk dan pepaya."

"Aku darah kehidupan! Lambang keberanian dan cinta. Tanpaku, Bumi akan kosong melompong," sela si Merah. Sementara si Ungu teriak, "Aku adalah warna aristokrat dan kekuatan. Para raja dan pemimpin selalu memilih warnaku untuk pakaian dan aksesoris mereka."

Pertengkaran semakin seru. Masing-masing tidak mau mengalah. Tiba-tiba muncul kilat dan gelegar suara petir, disertai hujan deras. Tanpa dikomando warna-warna itu merunduk ketakutan, lalu saling mendekat mencari perlindungan.

Sang Hujan berkata, "Hei, warna-warna bodoh! Jangan bertengkar! Ketahuilah, masing-masing kalian diciptakan untuk tujuan khusus, unik, dan berbeda satu sama lain. Kemarilah, saling bergandeng tangan. Warna-warna itu melakukan apa yang dikatakan sang Hujan. "Mulai sekarang setiap kali turun hujan, masing-masing kalian akan terentang di udara dalam satu pelangi yang indah, sebagai peringatan bahwa kalian harus hidup bersama dalam damai.

Memesan Hujan

oleh Harry Suryo pada 13 Juni 2010 jam 11:01


Orang yang pintar dengan wawasan luas, sering menjadi tempat bertanya bagi mereka yang berada di sekitarnya, begitupun mereka yang tahu tentang banyak hal. Sebaliknya, mereka yang sok pintar atau sok tahu, acap kali malah menjengkelkan lingkungannya.

Seorang pemilik sebuah minimarket yang sedang berdiri di dekat kasir mendengar salah seorang penjaga toko terlibat pembicaraan dengan seorang pembeli. "Memang, Bu, sudah beberapa minggu ini tidak ada. Tampaknya masih lama datangnya, mungkin memang belum musimnya."

Karena jengkel dengan apa yang baru saja didengarnya, si pemilik toko lari mengejar pembeli tadi yang sedang berjalan ke luar toko. Dengan penuh sopan santun ia berkata, "Maaf, Bu, yang baru saja dikatakan pegawai saya itu tidak benar. Tentu kita akan segera mendapatkan apa yang Ibu inginkan. Kami sudah memesannya beberapa minggu yang lalu>"

Setelah masuk kembali, ia segera menarik lengan penjaga toko dan menghardiknya, Jangan sekali-kali mengatakan kepada para pelanggan bahwa kita tidak mempunyai sesuatu. Kalau kebetulan barang yang diinginkan pembeli tidak ada, katakan saja bahwa kita sudah memesannya dan pesanan itu pasti akan segera datang. Tahu kamu!!!" Aneh yang dimarahi hanya melongo.

"Heh! Kamu mengerti atau tidak?"
Si penjaga tetap saja bengong.
"Omong-omong, apa yang dibicarakan pembeli tadi?"
"Soal hujan," jawab si pegawai toko itu.


-HS

Kisah tentang Cinta

oleh Harry Suryo pada 08 Juli 2010 jam 20:05


Seorang wanita keluar, saat tiga orang asing mengetuk pintu rumahnya.
"Apakah suami Anda ada di rumah?", tanya salah satunya.

"Ada. Mari silakan masuk," jawab si wanita sambil mempersilakan ketiganya masuk.

"Tidak, kami tidak akan masuk bersamaan,"

"Mengapa begitu?"

Salah satu dari tamu yang tak diundang itu menjawab, "Nama dia adalah Harta," sambil menunjuk orang disebelah kanannya. Kemudian dia menepuk bahu orang yang berada di samping kirinya, "Kalau yang ini bernama Sukses, dan saya sendiri adalah Cinta." Kemudian dia melanjutkan, "Coba sekarang silakan Anda berunding dulu dengan suami Anda, siapa di antara kami yang terlebih dahulu dipersilakan masuk."

Wanita itu kemudian masuk rumah. Beberapa lama dia merundingkan masalah ini dengan suaminya. "Si Harta saja yang disuruh masuk duluan, agar rumah ini dipenuhi harta," kata sang suami. Si Wanita tak setuju, "Kenapa bukan si Sukses saja yang dipersilakan masuk, sayang?" Rupanya si anak Gadis mereka yang berada di dekat mereka menyahut, "Bagaimana kalau kita pilih si Cinta saja. Dengan begitu rumah kita akan dipenuhi Cinta."

Akhirnya disepakati untuk memanggil Cinta terlebih dahulu. Anehnya, begitu Cinta melangkah masuk rumah, kedua temannya mengikuti. Dengan keheranan si Wanita itu berkata, " Lho, saya kan hanya mengundang Cinta, tapi mengapa kalian berdua ikut?"

Mereka serempak menjawab, "Bila Anda mengundang si Harta atau si Sukses saja, kedua dari kami tidak akan ikut. Tapi karena Anda mengundang Cinta, ke mana pun ia pergi kami akan selalu ikut. Di mana ada Cinta, di sana ada Harta dan Sukses."


Sekedar teman rehat.

Nenek dan Sapu Ijuk

oleh Harry Suryo pada 13 Juli 2010 jam 15:48

Suatu hari setelah saya selesai makan dari sebuah warung soto ayam di dekat pasar Dargo, saya melihat seorang nenek renta yang berpakaian lusuh layaknya seorang pengemis. Dia duduk bersimpuh dengan merangkul tiga ikat sapu ijuk.

Merasa iba, saya menyodorkan selembar kertas ribuan rupiah. Tapi si nenek itu dengan rona wajah kecewa menggelengkan kepala. Saya mencoba memberikan uang tersebut ke genggamannya, sekali lagi dia menolaknya. Saya jadi bengong sendiri, kenapa si nenek ini, apakah pemberianku kurang.

Dari dalam warung keluar si pemilik, dia menghampiriku sambil berbisik, "Mas, nenek ini bukan pengemis, tapi dia penjual sapu."

Saya mendekati nenek itu, "berapa harga sapu ijuk ini, nek?" tanya saya. "Setunggalipun sewu gangsalatus, nak" jawab si nenek.

"Saya beli semuanya, nek", sambil menyodorkan uang lima ribuan rupiah.

Terdengar lirih suara gumamannya, "Ya Allah Gusti, sepeser pun saya nggak punya kembaliannya."

"Sudah nek, kembaliannya buat nenek saja," sahutku.

"Tidak, nak. Terima kasih. Saya tukarkan dulu ya", sambil tertatih dia pergi melangkah ke sebuah warung rokok untuk menukarkan uang pemberianku itu.

Tidak berapa lama, dia kembali sambil memberian uang lima ratus rupiah sebagai kembaliannya.
"Monggo nak, uang kembaliannya."

"Ini sapu buatan saya sendiri, semoga awet untuk dipakai, nak."

Akhir cerita, silakan Anda menyimpulkan sendiri.

Dialog : Lantai dan Patung Marmer

oleh Harry Suryo pada 16 Juli 2010 jam 16:09


Setiap orang yang mengunjungi museum itu pasti menginjakkan kakinya di hamparan lantai marmer sambil melihat dengan penuh kekaguman pada "Patung Marmer" di dekat tungku perapian. Kejadian setiap hari itu membuat "Lantai Marmer" menjadi berang kepada "Patung Marmer".

"Ini nggak adil! Masak saya selalu di injak-injak orang setiap hari, bahkan kemarin dikencingi bocah laki2," umpat si Lantai kepada Patung, di dekatnya. "Padahal kita 'kan berasal dari tempat yang sama. Tapi coba lihat, kamu selalu dikagumi orang, sementara saya dicuekin".

"Kawan," jawab si Patung sambil tetap membisu, "Mengapa ingatanmu demikian pendek. Kita berasal dari batu gunung yang sama, tapi tidakkah kau ingat, apa yang terjadi setelah itu?".

"Tidak !" jawab si Lantai ketus.

"Coba kau ingat kembali. Ketika pemahat memotong kita dari lereng gunung, bukankah kau menolak peralatan pahat yang hendak mengukirmu?"
"Tentu saja aku tidak mau!" teriak si Lantai, Tindakan itu sungguh menyakitkan. Aku nggak perlu dibentuk."

"Ya...itulah. Karena kau melawan ketika akan dipahat, akhirnya si pemahat memilih aku," jelas si Patung.
"Dan aku pun bersedia menanggung segala penderitaan dan rasa perih. Sungguh-sungguh menyakitkan ketika dipahat."

"Ya, aku memang tidak berpikir sejauh itu."

"Kau menyerah di tengah jalan," kata si Patung, "Makanya jangan kau merasa menyesal dan menyalahkan orang-orang yang menginjak-injakmu."

Pemburu, Pelayan dan Burung Bangau

oleh Harry Suryo pada 27 Agustus 2010 jam 17:21

“Mengapa burung bangau bakar ini kakinya hanya ada satu?" tegur seorang pemburu kpd pelayannya yang baru. Dia sebenarnya tahu bahwa si pelayan telah mengambil sebelah kaki bangau bakarnya. Keesokan harinya dia mengajak pelayannya utk brburu lagi. Melihat seekor bangau berdiri di tengah sawah, si pelayan dengan tertawa menunjuk ke arah bangau itu, “Tuan, bukankah bangau itu kakinya hanya satu?” Mendengar hal itu si pemburu tdk berkata apa2, tetapi diam-diam dia mendekati bangau itu dan menggertaknya. Karena digertak oleh si pemburu, bangau itu terbang. “Nah, lihat tuh! Bangau itu kakinya dua sekarang, mengerti!” ujarnya dg geram. “Mengapa bangau yang d atas meja kemarin tidak Tuan gertak saja, agar ia mau mengeluarkan kakinya yg satu lagi?!”

Sang Maharaja

oleh Harry Suryo pada 29 Agustus 2010 jam 14:42

Pada jaman dahulu hiduplah seorang maharaja yang amat berkuasa, namanya Sang Maharaja Syah Alam, banyak negara yang menjadi taklukannya. Dan setiap tahun tepat hari ulang tahun sang maharaja, seluruh raja negara taklukan datang untuk membayar upeti kepada sang maharaja atau hadiah ulang tahun beliau. Di antara raja-raja tersebut ada tiga raja yang miskin,yaitu raja duku, raja rambutan dan raja durian. Nama raja tersebut sesuai dengan penghasilan dari negara masing – masing. Tepat pada hari ulang Maharaja Syah Alam berangkatlah ketiga raja tersebut membawa hasil negaranya yaitu duku, rambutan dan durian. Sesampainya dikerajaan Syah Alam majulah raja duku untuk mempersembahkan buah duku hasil dari negaranya (maklum raja melarat). Melihat persembahan dari raja duku murkalah sang raja dan raja berkata “Untuk apa kamu jauh – jauh kemari cuma menyumbang buah duku !!!” Maka Maharaja Syah Alam memerintahkan prajuritnya untuk menghukum raja duku tersebut. Sabda beliau: “hei … prajurit masukan duku itu kedalam , ma'af, pantat raja duku.” Maka dengan paksa dimasukkanlah duku tersebut kepantat raja duku. Karena kesakitan raja duku pun berteriak – teriak “aduh…aduh ampun paduka !!! sakit …. sakit…… sakitttt.. haaaaa…… haaaaa…” Semua yang hadirpun terheran -heran termasuk Maharaja Syah Alam, kenapa habis berteriak teriak kesakitan raja duku kok tertawa terbahak bahak. Setelah raja duku berhenti tertawa bertanyalah sang Maharaja Syah Alam. “Hei !!! raja duku kenapa engkau setelah berteriak – teriak kesakitan terus tertawa terbahak-bahak ?. Dengan takut – takut raja duku menjawab “dimasukin buah duku saja begini sakitnya apalagi teman saya si Raja rambutan lebih – lebih raja durian…

Romantisme Kakek dan Nenek

oleh Harry Suryo pada 29 Agustus 2010 jam 19:47

Suatu hari ada sepasang kakek – nenek sedang menuju ke sebuah restoran, mereka duduk berdua berdampingan dan memesan makanan.
Saat pesanan itu datang, si kakek terlihat begitu romantis, dia terlihat membagi makanannya kepada si nenek, ah, memang romantis sekali. Perilaku kakek ini diperhatikan oleh pengunjung disekelilingnya, mereka nampak kagum sekali. Begitu mesranya mereka berdua. Bener-bener TTM (Tua Tetap Mesra).
Terlihat kakek makan, nenek memperhatikan suaminya sambil tersenyum, dia tak mau makan hidangan yang diberikan kakek kepadanya. Sampai si kakek selesai makan, mengelap mulut dengan tisu, si nenek masih saja menunggu tanpa menyentuh makanan bagiannya.
Salah satu pengunjung pun heran dan menanyakan perihal ini, “Nek, boleh saya belikan makanan yang lain, mungkin nenek tidak suka yang ini?”
“tidak, terima kasih nak” kata Nenek sambil tersenyum.
“Kenapa, Nek?” kata pengunjung tersebut
Kata si Nenek, “Saya sedang menunggu gigi palsu, gantian sama kakek!”


Kalau hewan punya Facebook, kira-kira statusnya gini kali:

oleh Harry Suryo pada 31 Agustus 2010 jam 14:08

Kambing : Hati2 jangan kluar rumah friends hari ini idul adha...

Sapi : boro2 kluar rumah, belum disembelih, buntutku udah dipotong duluan nih!, buat sop buntut.

Anjing Pudel : Ssst, Jangan ribut!!! gw lg ngantri di salon neh...

Kecoak : Aaah!!! Baru aja selamat dari injekan maut, yeah!

Sapi Perah : Huh!!! sbel susuku di raba2 n di uyel2 lg oleh majikanku, tp gak di kawin2...

Kucing : Anak gue yang ke- 7 barusan nanya siapa bapaknya. Gue bingung mau jawab apa. Gue sendiri lupa bapaknya siapa?

Nyamuk: Gw positif HIV AIDS neh!

Ayam : Teman-teman...kalo besok gw ga bikin status... berarti gw udah di goreng... i luv u all...Mmuuuaaah!!!

Cumi-cumi: Abis nglayat engkong gw, si Paul Gurita sambil isi ulang tinta nich.

Babi: Gw difitnah nyebarin flu. Sialan!!

Unta: Dasar babi!!!, jg deket2, najis tau!!!!

Domba : Hai mana sih yayang gw si Wedhus Gembellll!!!! I miss u...

Kambing Hitam: Sialan!! gara2 buluku hitam, aku di cari2 "Tukang Pembenar".

Sekedar Renungan : Kisah Nenek Pemungut Daun

oleh Harry Suryo pada 01 September 2010 jam 7:57

Di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid.

Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.

Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.

Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapu sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. “Jika kalian kasihan kepadaku,” kata nenek itu, “Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.” Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kyai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.

“Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai,” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya.“

Kisah ini saya dengar dari Kiai Madura yang bernama Zawawi Imran, membuat bulu kuduk saya merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Allah swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur.

(kisah ini dituturkan oleh Kang Jalal, n copy paste from mukjizat sholat dan doa's agus syafii)

Benarkah Benua Atlantis itu (ternyata) Indonesia ?

oleh Harry Suryo pada 04 November 2010 jam 12:49
Penelitian baru mendapati saat gunung Toba di Sumatera meledak 74.000 tahun lalu menyebabkan bumi membeku. Akibat pendinginan yang terjadi, iklim dunia hingga 10 derajat celcius.




Ulasan Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D dari teorinya Prof. Santos. Musibah alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?

Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis. Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005).

Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko. Konteks Indonesia Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda.

Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.

Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene).



Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu.



Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda. Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang.

Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh. Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.

Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua.

Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events. Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu.

Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.” Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia.

Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali. Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan.
Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut.

Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau. Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.

*** Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis

Source: http://www.gamexeon.com/forum/supranatural-mitos/53140-benua-atlantis-ternyata-indonesia-2.html

8 Gunung Berapi di Indonesia

oleh Harry Suryo pada 08 November 2010 jam 12:27
Peta Gunung-gunung berapi di Indonesia

1.  Gunung Kelud


Sejak abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.
Pada abad ke-20, Gunung Kelut tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.

2.   Gunung Merapi


Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.

3.   Gunung Galunggung


Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5). Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah. Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.

4.   Gunung Agung


Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan masih aktif, dengan sebuah kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan abu. Dari kejauhan, gunung ini tampak kerucut, meskipun didalamnya terdapat kawah besar.
Pada tanggal 18 Februari 1963, penduduk setempat mendengar ledakan keras dan melihat awan naik dari kawah Gunung Agung. Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir menuruni lereng utara gunung, akhirnya perjalanan 7 km dalam 20 hari mendatang. Pada tanggal 17 Maret, gunung berapi meletus, mengirimkan puing-puing 8-10 km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik yang besar. Arus ini banyak menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar 1500 orang. Sebuah letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan panas yang menewaskan 200 penduduk lain.


5.   Gunung Krakatau


Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat. Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.

6.   Kaldera maninjau


Kaldera Maninjau dibentuk oleh letusan gunung berapi diperkirakan terjadi sekitar 52.000 tahun yang lalu. Simpanan dari letusan telah ditemukan dalam distribusi radial sekitar Maninjau membentang hingga 50 km di sebelah timur, 75 km di tenggara, dan barat ke pantai ini. Deposito diperkirakan akan didistribusikan lebih dari 8.500 km ² dan memiliki volume 220-250 km ³. kaldera ini memiliki panjang 20 km dan lebar 8 km.


7.   Gunung Tambora


Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Letusan tersebut menjadi letusan tebesar sejak letusan danau Taupo pada tahun 181. Letusan gunung ini terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000—12.000 di antaranya terbunuh secara langsung akibat dari letusan tersebut. Bahkan beberapa peneliti memperkirakan sampai 92.000 orang terbunuh, tetapi angka ini diragukan karena berdasarkan atas perkiraan yang terlalu tinggi. Lebih dari itu, letusan gunung ini menyebabkan perubahan iklim dunia. Satu tahun berikutnya (1816) sering disebut sebagai Tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini. Akibat perubahan iklim yang drastis ini banyak panen yang gagal dan kematian ternak di Belahan Utara yang menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19.

8.  Toba Supervolcano


73.000 tahun yang lalu letusan dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan seluruh umat manusia. Hanya sedikit yang selamat. Dan setelah Tsunami Gunung Berapi Di Indonesia menjadi Aktif sekali lagi dan mengancam umat manusia.
Letusan ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah dialami di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak. Dibandingkan dengan SuperVolcano Toba, bahkan krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil. Padahal krakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan: ledakan Bom Nuklir hiroshima hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton, dan secara lisan maka daya musnahnya 10.000 kali lebih lemah dibanding krakatau.
Seperti yang telah diketahui oleh para ilmuwan, toba hampir memusnahkan umat manusia 73.00 tahun yang lalu. Saat itu manusia neanderthal menghuni bumi kita bersamaan dengan homo sapiens di eropa, serta homo erectus dan homo floresiensis di asia. Saat itu sangat dingin di eropa, Zaman es terakhir ini berjalan lancar dimana kijang, kuda liar dan rusa raksasa diburu. Selain makanan herbivora, mammoth dan badak berbulu juga seringkali menjadi menu makanan manusia saat Toba, dengan diameter 90 kilometer di pulau yang sekarang dikenal dengan nama Sumatera.Meledak dalam arti yang sebenarnya.
Bersamaan dengan gelombang besar tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu yang dikeluarkan, yang menyebar ke seluruh atmosfir bumi kita. Yang mungkin telah mengurangi jumlah populasi manusia menjadi hanya sekitar 5000 sampai 10000 manusia saja.
Sebenarnya manusia jaman sekarang berasal dari beberapa ribu manusia yang selamat dari letusan super volcano Toba 73.000 tahun yang lalu
Oleh karena itu Gunung berapi di Indonesia bertanggung jawab atas hampir musnahnya umat manusia. Dan Dari 60 hingga 70 gunung berapi yang dapat ditemuai di area tersebut(Indonesia) sekarang. Beberapa diantaranya menjadi aktif kembali dalam beberapa bulan maupun beberapa minggu setelah gempa di dasarlaut pada bulan desember 2004.
Walaupun Toba sampai saat ini masih tertidur jauh dan aman dibawah sebuah laut besar yang menyandang nama sama di Sumatera Utara. banyak orang yang takut apabila suatu saat Gunung Berapi aktif di Talang yang berada 300 kilometer di selatan Toba meletus, bisa membangunkan Raksasa yang tertidur.

Kisah Hachiko (Kisah Nyata)

oleh Harry Suryo pada 14 November 2010 jam 15:55
 

Kisah Hachiko adalah sebuah legenda yang saat kita membaca atau menonton film tentang kisah kesetiaan anjing dari Jepang ini dapat dipastikan kita terharu mengetahui kisah Hachiko ini. Berikut cerita atau kisah yang sangat-sangat mengharukan tersebut :
Seorang Profesor setengah tua tinggal sendirian di Kota Shibuya. Namanya Profesor Hidesamuro Ueno. Dia hanya ditemani seekor anjing kesayangannya, Hachiko. Begitu akrab hubungan anjing dan tuannya itu sehingga kemanapun pergi Hachiko selalu mengantar. Profesor itu setiap hari berangkat mengajar di universitas selalu menggunakan kereta api. Hachiko pun setiap hari setia menemani Profesor sampai stasiun. Di stasiun Shibuya ini Hachiko dengan setia menunggui tuannya pulang tanpa beranjak pergi sebelum sang profesor kembali.. Dan ketika Profesor Ueno kembali dari mengajar dengan kereta api, dia selalu mendapati Hachiko sudah menunggu dengan setia di stasiun. Begitu setiap hari yang dilakukan Hachiko tanpa pernah bosan.
Musim dingin di Jepang tahun ini begitu parah. Semua tertutup salju. Udara yang dingin menusuk sampai ke tulang sumsum membuat warga kebanyakan enggan ke luar rumah dan lebih memilih tinggal dekat perapian yang hangat.
Pagi itu, seperti biasa sang Profesor berangkat mengajar ke kampus. Dia seorang profesor yang sangat setia pada profesinya. Udara yang sangat dingin tidak membuatnya malas untuk menempuh jarak yang jauh menuju kampus tempat ia mengajar. Usia yang semakin senja dan tubuh yang semakin rapuh juga tidak membuat dia beralasan untuk tetap tinggal di rumah. Begitu juga Hachiko, tumpukan salju yang tebal dimana-mana tidak menyurutkan kesetiaan menemani tuannya berangkat kerja. Dengan jaket tebal dan payung yang terbuka, Profesor Ueno berangkat ke stasun Shibuya bersama Hachiko.
Tempat mengajar Profesor Ueno sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Tapi memang sudah menjadi kesukaan dan kebiasaan Profesor untuk naik kereta setiap berangkat maupun pulang dari universitas.
Kereta api datang tepat waktu. Bunyi gemuruh disertai terompet panjang seakan sedikit menghangatkan stasiun yang penuh dengan orang-orang yang sudah menunggu itu. Seorang awak kereta yang sudah hafal dengan Profesor Ueno segera berteriak akrab ketika kereta berhenti. Ya, hampir semua pegawai stasiun maupun pegawai kereta kenal dengan Profesor Ueno dan anjingnya yang setia itu, Hachiko. Karena memang sudah bertahun-tahun dia menjadi pelanggan setia kendaraan berbahan bakar batu bara itu.
Setelah mengelus dengan kasih sayang kepada anjingnya layaknya dua orang sahabat karib, Profesor naik ke gerbong yang biasa ia tumpangi. Hachiko memandangi dari tepian balkon ke arah menghilangnya profesor dalam kereta, seakan dia ingin mengucapkan,” saya akan menunggu tuan kembali.”
” Anjing manis, jangan pergi ke mana-mana ya, jangan pernah pergi sebelum tuan kamu ini pulang!” teriak pegawai kereta setengah berkelakar.
Seakan mengerti ucapan itu, Hachiko menyambut dengan suara agak keras,”guukh!” Tidak berapa lama petugas balkon meniup peluit panjang, pertanda kereta segera berangkat. Hachiko pun tahu arti tiupan peluit panjang itu. Makanya dia seakan-akan bersiap melepas kepergian profesor tuannya dengan gonggongan ringan. Dan didahului semburan asap yang tebal, kereta pun berangkat. Getaran yang agak keras membuat salju-salju yang menempel di dedaunan sekitar stasiun sedikit berjatuhan.


Di kampus, Profesor Ueno selain jadwal mengajar, dia juga ada tugas menyelesaikan penelitian di laboratorium. Karena itu begitu selesai mengajar di kelas, dia segera siap-siap memasuki lab untuk penelitianya. Udara yang sangat dingin di luar menerpa Profesor yang kebetulah lewat koridor kampus.
Tiba-tiba ia merasakan sesak sekali di dadanya. Seorang staf pengajar yang lain yang melihat Profesor Ueno limbung segera memapahnya ke klinik kampus. Berawal dari hal yang sederhana itu, tiba-tiba kampus jadi heboh karena Profesor Ueno pingsan. Dokter yang memeriksanya menyatakan Profesor Ueno menderita penyakit jantung, dan siang itu kambuh. Mereka berusaha menolong dan menyadarkan kembali Profesor. Namun tampaknya usaha mereka sia-sia. Profesor Ueno meninggal dunia.



Segera kerabat Profesor dihubungi. Mereka datang ke kampus dan memutuskan membawa jenazah profesor ke kampung halaman mereka, bukan kembali ke rumah Profesor di Shibuya.
Menjelang malam udara semakin dingin di stasiun Shibuya. Tapi Hachiko tetap bergeming dengan menahan udara dingin dengan perasaan gelisah. Seharusnya Profesor Ueno sudah kembali, pikirnya. Sambil mondar-mandir di sekitar balkon Hachiko mencoba mengusir kegelisahannya. Beberapa orang yang ada di stasiun merasa iba dengan kesetiaan anjing itu. Ada yang mendekat dan mencoba menghiburnya, namun tetap saja tidak bisa menghilangkan kegelisahannya.
Malam pun datang. Stasiun semakin sepi. Hachiko masih menunggu di situ. Untuk menghangatkan badannya dia meringkuk di pojokan salah satu ruang tunggu. Sambil sesekali melompat menuju balkon setiap kali ada kereta datang, mengharap tuannya ada di antara para penumpang yang datang. Tapi selalu saja ia harus kecewa, karena Profesor Ueno tidak pernah datang. Bahkan hingga esoknya, dua hari kemudian, dan berhari-hari berikutnya dia tidak pernah datang. Namun Hachiko tetap menunggu dan menunggu di stasiun itu, mengharap tuannya kembali. Tubuhnya pun mulai menjadi kurus.
Para pegawai stasiun yang kasihan melihat Hachiko dan penasaran kenapa Profesor Ueno tidak pernah kembali mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Akhirnya didapat kabar bahwa Profesor Ueno telah meninggal dunia, bahkan telah dimakamkan oleh kerabatnya.
Mereka pun berusaha memberi tahu Hachiko bahwa tuannya tak akan pernah kembali lagi dan membujuk agar dia tidak perlu menunggu terus. Tetapi anjing itu seakan tidak percaya, atau tidak peduli. Dia tetap menunggu dan menunggu tuannya di stasiun itu, seakan dia yakin bahwa tuannya pasti akan kembali. Semakin hari tubuhnya semakin kurus kering karena jarang makan.
Akhirnya tersebarlah berita tentang seekor anjing yang setia terus menunggu tuannya walaupun tuannya sudah meninggal. Warga pun banyak yang datang ingin melihatnya. Banyak yang terharu. Bahkan sebagian sempat menitikkan air matanya ketika melihat dengan mata kepala sendiri seekor anjing yang sedang meringkuk di dekat pintu masuk menunggu tuannya yang sebenarnya tidak pernah akan kembali. Mereka yang simpati itu ada yang memberi makanan, susu, bahkan selimut agar tidak kedinginan.
Selama 9 tahun lebih, dia muncul di station setiap harinya pada pukul 3 sore, saat dimana dia biasa menunggu kepulangan tuannya. Namun hari-hari itu adalah saat dirinya tersiksa karena tuannya tidak kunjung tiba. Dan di suatu pagi, seorang petugas kebersihan stasiun tergopoh-gopoh melapor kepada pegawai keamanan. Sejenak kemudian suasana menjadi ramai. Pegawai itu menemukan tubuh seekor anjing yang sudah kaku meringkuk di pojokan ruang tunggu. Anjing itu sudah menjadi mayat. Hachiko sudah mati. Kesetiaannya kepada sang tuannya pun terbawa sampai mati.
Warga yang mendengar kematian Hachiko segera berduyun-duyun ke stasiun Shibuya. Mereka umumnya sudah tahu cerita tentang kesetiaan anjing itu. Mereka ingin menghormati untuk yang terakhir kalinya. Menghormati sebuah arti kesetiaan yang kadang justru langka terjadi pada manusia.



Mereka begitu terkesan dan terharu. Untuk mengenang kesetiaan anjing itu mereka kemudian membuat sebuah patung di dekat stasiun Shibuya. Sampai sekarang taman di sekitar patung itu sering dijadikan tempat untuk membuat janji bertemu. Karena masyarakat di sana berharap ada kesetiaan seperti yang sudah dicontohkan oleh Hachiku saat mereka harus menunggu maupun janji untuk datang. Akhirnya patung Hachiku pun dijadikan symbol kesetiaan. Kesetiaan yang tulus, yang terbawa sampai mati.


Ini merupakan kisah yang membuat hati saya tertegun setelah membaca kisahnya. Jika ingin lebih menghayati lagi, ada trailer dari film Hachiko Monogatari versi Jepang. Dalam trailer ini, ada kata-kata yang ada dalam backsoundnya “I’ll be waiting for you” (Aku akan menunggumu). Klik http://www.youtube.com/watch?v=P3s11acb7Z8 untuk melihat videonya

Beda Jepang dengan Indonesia cuma dikit...

oleh Harry Suryo pada 13 November 2010 jam 11:15

Sebenarnya Indonesia tidak berbeda jauh dengan Jepang. Bedanya cuma sedikit :

1. Jepang sedikit-sedikit bekerja dan sedikit istirahat, kalau Indonesia sedikit bekerja dan sedikit-sedikit istirahat.

2. Jepang sedikit mengeluh, Indonesia sedikit-sedikit mengeluh.

3. Jepang sedikit-sedikit belajar, Indonesia sedikit belajar.

4. Jepang sedikit makan, kalau Indonesia sedikit-sedikit makan.

5. Jepang sedikit-sedikit mikir, kalau Indonesia sedikit mikir.

6. Jepang sedikit ribut, kalau Indonesia sedikit-sedikit ribut.

7. Jepang sedikit lagi bisa masuk 8 besar piala dunia, kalau Indonesia sedkit-sedikit ingin masuk piala dunia dan lagi-lagi gagal.

8. Jepang sedikit berbicara, kalau Indonesia sedikit-sedikit berbicara.

9. Jepang sedikit-sedikit menciptakan teknologi, kalau Indonesia sedikit menciptakan teknologi.

10. Jepang sedikit-sedikit ekspor barang ke Indonesia, kalau Indonesia sedikit-sedikit ekspor TKI/TKW ke Jepang.

Vespa Vs. Buskota

Gara-gara disalip Bus Kota, Markum & Mat Jemblung yang mengendarai Vespa nggak mau kalah, Mat Jemblung menyuruh Markum untuk tancap gas pol sambil membungkukkan badan.
Tapi tetap aja mereka nggak bisa mengejarnya. Karena penasaran, setelah sampai di terminal, mereka tanya pada sopir, "Bus-nya cepat sekali, rahasianya apa sih?" tanya Markum, "Sampeyan nggak tau ya, kalo penumpang satu bus tadi juga saya suruh membungkukkan badan semua dan saya tancap gas," jawab sopir bus.

GILA BUKAN BODOH.

Sepulang kerja, ban mobil dinas Markum kempes tepat di depan RSJ. Saat akan memasang ban serep, ke empat mur roda jatuh ke lubang selokan. Markum bingung. Ujug2 seorang pasien RSJ nyeletuk, "Ambil saja dari masing2 roda 1 mur lalu pasang d situ. Nanti kalo' sudah ketemu bengkel baru beli mur lagi." "Loh, bapak bisa ngasih saya ide cemerlang. Tapi kenapa bapak bisa di RSJ ini?",
"Hloh, emang sampeyan, bodoh!!!, saya di sini karena gila mas. Bukan karena bodoh!!".

SETAN TERIAK SETAN!!!

Markum (tkg ojek) dapat pnumpang wanita cantik.“Non, mo kemana?”.
“Terus aja, bang.” "Lho ni kan ke kuburan", krn takut dia ngebut. 
Saat dia menoleh, wanita itu menghilang. Dia panik, karena tiba2 lihat wanita
itu berdiri di kejauhan dengan wajah berlumuran darah. Markum ingin ngebut cepat-cepat, tapi tiba-tiba motornya mogok. Wanita itu sudah di sebelahnya, "SETAAAN!!" teriak Markum. “Lu yg SETAN bego!!, bawa motor ngebut seenaknya, gw tadi jatuh taukk!

Air Gosong

"Kuuuuum, airnya udah gosong tuh!!!" teriak Mat Jemblung, "Oooo dasar gemblung, itu air KOPI!!!" jawab Markum.

Ternak Mat Jemblung

"Kum, orang miskin kayak aku ini katanya dipelihara oleh negara, tapi aku koq yo tetep miskin ae...piye jal?" kata Mat Jemblung, "Lha justru itu keistimewaannya Mblung, mungkin yang dipelihara itu kemiskinanmu, makanya awet ya toh...ya toh...hehehe emang sampeyan bakat kere saklawase..." jawab Markum.

Cuci Otak

"Kum, kata Jaikem, otakku ini dhedhel, pentium 1 aja nggak nyampek, bener nggak?" tanya Mat Jemblung, "Yo mbuh!!!... Lha Mbok coba sampeyan ikut program Cuci Otak biar jadi pentium 4 atau lebih, sekalian ajak juga tuh wakil-wakil kita biar hanya berpikir untuk kepentingan rakyat bukan hanya perut dan syahwat...Mikir sak udele dhewe!!!" kata Markum.

IKLAN KECIK SAYUR CAMPUR

Markum mau pasang iklan duka di sebuah surat kabar untuk anak bossnya yang meninggal."Tarifnya Rp. 5.000,- per kata," jawab petugas. "Baiklah. Tolong tulis: 'Meninggal. Juki bin Mengi dengan huruf besar!!" "Tapi iklan duka di surat kabar kami minimal 8 kata, pak," terang petugas, "Kalo begitu, tulis aja : '"MNGgL. DNIA JUKI BIN MENGI / DJL CPT BU KPP BGT TYT KJG 00. NO SMS", pakai huruf besar,!!!" kata Markum.

Teh Manis : Panas atau Dingin?

" Mas ada teh manis ?" tanya Mat Jemblung pada pelayan Warteg, "Ada mas" jawab pelayan, " Berapa segelas ?" tanya Mat Jemblung, " Ya kalo' teh manis panas seribu, kalo' teh manis dingin seribu lima ratus," jawab pelayan," Ok, kalo' gitu yang panas ae." Setelah si pelayan menyajikan teh manis panas langsung aja Mat Jemblung meminumn...ya cepat-cepat sampai bibirnya melepuh karena kepanasan... maklum airnya baru mendidih. " Lho lho lho, piye to kiek, kok sedang panas-panasnya sampeyan minum... nggak nunggu dingin dulu?" tanya pelayan, " WHUahhh, lha gimana lagi... nanti kan kalo' dingin aku jadi bayar seribu lima ratus.. duit saya nggak cukup," jawab Mat Jemblung.

Catur Tarkam

Saat lomba catur "tarkam" (antar-kampung), di final Markum vs Mat Jemblung. Seluruh penonton serius menyaksikan pergerakan buah catur mereka. Layaknya Grand Master, mereka terlihat berfikir keras, 10 menit, 20 menit, 30 menit berlalu... keadaan makin tegang. Setelah 60 menit berlalu para panonton mulai tidak sabar.
Hingga akhirnya Mat Jemblung tanya pada Markum: "Eh, Kum, ini giliran siapa yang jalan seh?" "Hloh...gimana toh? Lha wong saya juga mau nanya sama wasitnya!!" kata Markum,"Huuuuuu!!!! Dasar semprulll" kata penonton serentak.

Kamis, 21 April 2011

Sejarah Lagu Twinkle-Twinkle Little Star

Source : http://serbamenarik.com/
Pernah denger lagu Twinkle-Twinkle Little Star atau dalam bahasa indonesianya Bintang-bintang di langit kga? lagu yang sangat terkenal itu lho, yang biasanya diajarin pas kita SD atau TK
Tahukah and siapa penciptanya? sebenarnya asli lagu ini darimana? tahukah anda Sejarah tentang lagu ini? siapa orang-orang yang mempopuleri lagu ini sampai terkenal didunia?
Lagu “Twinkle, Twinkle, Little Star” sebenarnya adalah sajak dari pembibitan populer bahasa Inggris. Lirik itu berasal dari sebuah puisi Inggris awal abad kesembilan belas, “The Star” oleh Jane Taylor. Puisi, yang dalam bentuk bait, pertama kali diterbitkan pada tahun 1806 di Rhymes untuk diterbitkan, kumpulan puisi oleh Taylor dan adiknya Ann.
Hal ini dinyanyikan untuk lagu melodi Perancis “Ah dirai je!-vous, Maman” (dimana publikasi tertua lagu ini pada tahun 1761). lirik bahasa Inggris memiliki lima bait, meskipun hanya yang pertama dikenal secara luas oleh dunia. Lagu ini memiliki nomor Folk Song Roud Indeks 7666.
Twinkle, twinkle, little star, How I wonder what you are! Up above the world so high, Like a diamond in the sky!
Repeat: *Twinkle, twinkle, little star, How I wonder what you are!*
When the blazing sun is gone, When he nothing shines upon, Then you show your little light, Twinkle, twinkle, all the night. (*repeat)
Then the traveller in the dark, Thanks you for your tiny spark, He could not see which way to go, If you did not twinkle so. (*repeat)
In the dark blue sky you keep, And often through my curtains peep, For you never shut your eye, Till the sun is in the sky. (*repeat)
As your bright and tiny spark, Lights the traveller in the dark,— Though I know not what you are, Twinkle, twinkle, little star. (*repeat)
Teks Lagu Twinkle-Twinkle Little Star Dalam Bahasa Francis:
French lyrics Ah! vous dirai-je, Maman, Ce qui cause mon tourment. Papa veut que je raisonne, Comme une grande personne. Moi, je dis que les bonbons Valent mieux que la raison.
Asal Dari lagu Twinkle-twinkle Little star :
Sajak Dalam Bahasa Perancis asli Ah! je vous-dirai Maman,Sangat jauh artinya sebenarnya dengan sajak lagu anak-anak. Ternyata lagu ini berasal pada paruh pertama abad ke-18. Karena tidak ada versi yang dipublikasikan teksnya sebelum tahun 1774, maka versi yang sedikit berbeda dari yang telah menjadi versi “ASLI” adalah sebagai berikut:
“La kepercayaan” (anonim) Ah! Maman dirai-je vous? , yang diterbitkan pada awal abad ke-20 dalam kumpulan lagu-lagu Perancis oleh Jean Gilleguin . Membandingkan dua versi dari “Keyakinan La” dengan versi sajak anak-anak Dalam versi seorang gadis mengaku rahasia kepada ibunya: bahwa dia telah digoda oleh “Silvandre”. Hanya di satu versi yang dikutip di atas itu gadis itu tampaknya membuat melarikan diri dari kenyataan (“Je m’échappai bonheur par”), di versi lain gadis itu tampaknya telah “dipukuli” oleh L’Amour (“Cinta”) . Adapun sejarah melodi dan penerbitan sajak versi non-(s) dari teks Prancis:
1761: publikasi pertama dari musik (tanpa lirik) Ah! je vous-dirai, Maman di “Les Amusements d’une Heure et Demy” oleh Mr Bouin (Paris), hal 1. Sekitar 1765, kata-kata dan musik muncul dalam sebuah naskah berjudul “Recueil de chanson” dengan judul “Le Faux Pas”, hal 43.
1774: awal publikasi cetak dikenal dari lirik bersama-sama dengan musik di volume dua “Recueil de Romances” oleh MDL ( De Lusse ) diterbitkan di Brussels, dengan judul “La Kepercayaan – Naive” (hal. 75). Sekitar 1780 (Paris): kata-kata dan musik muncul dalam lembaran musik dengan judul “Les Amours de Silvandre”.
1785: Pertama publikasi Mozart’s Ah! je vous-dirai, variasi Maman.
Sebagai Variasi piano sinata dari komposisi Variasi Mozart, untuk sementara waktu variasi ini dianggap telah disusun pada tahun 1778, sementara Mozart tinggal di Paris dari bulan April sampai September di tahun itu, asumsi adalah bahwa melodi sebuah lagu Perancis hanya bisa saja dibuat oleh Mozart dan tinggal di Prancis., dalam katalog kronologis dari komposisi Mozart’s, komposisi itu dinomori ulang dari K. 265 untuk K. 300e . Kemudian analisis’s naskah Mozart komposisi oleh Wolfgang Plath agak ditunjukkan 1781-1782 sebagai tanggal kemungkinan komposisi.
Yang Mempopuleri Twinkle-Twinkle Little Star :
Banyak lagu twinkle-twinkle little star yang telah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa didunia. Tetapi, siapakah pelaku-pelaku yang ikut mempopulerkan sampai membut lagu ini terkenal didunia? Langung gan.. cekidott
Wolfgang Amadeus Mozart: Mozart membuat Variasi pada “Ah vous dirai-je, Maman” (K. 265 / K. 300e) pada 12 Variasi Piano Sonatanya
Camille Saint-Saens : Saint-Saens mempopuleri lagu ini melalui Animal Carnaval (1886), 12 Mvt (Fossiles).
Erwin Schulhoff : Schulhoff membuat Sepuluh Variasi ‘Ah! vous dirai-je, Maman ‘dan Fugue dari lagu Twinkle-Twinkle Litltle Star.
Ternyata sebuah lagu yang cukup sederhana mempunyai arti dan sejarah yang cukup Luas.

Senin, 18 April 2011

Protes!!!

"Saya protes!!! kenapa saya gak diterima jadi Angkatan Laut?" tanya Markum pada Penguji AL, "Ya karena Anda tidak lulus test renang.." jawab Penguji. "Alasan yang di-buat2. Ini jelas gak adil!!!, Teman saya si Jendhot bisa tuh diterima di Angkatan Udara meski dia tidak bisa terbang!!!" kata Markum ngotot, "Dasar ndableggg!!!" kata Penguji marah.